Minggu, Desember 15, 2013

Tips Jomblo Anti Galau

Hare gene masih jomblo? HAHAHAASAMA! -____-  
Nah,berhubung kita senasib, gue mau ngasih tips. Tereeenngg!!
“Tips Jomblo Anti Galau!”
Yep! Buat ente-ente jomblowan en jomblowati  yang kerjaannya cuman ngegalaauu aja ngedempis dipojok kamar, nih gue kasih tips buat kalian. Oke langsung aje ye,
  1. Sebagai jomblo, lo harus keep smile!! :D *mendadak goyang Caesar* Eeeehh…bukan bukan, nggak pake goyang juga kaleeess. Iya, lo harus pasang muka senyum, tapiiii jangan senyam senyum sendiri loh ya? Dikira gilak ntar :v
  2. Sebagai jomblo tulen, pastinya lo harus move on dulu guys. M-O-V-E O-N. 6 huruf 2 kata ini emang gampang banget buat diucapin, tapi susah buat dipraktekkin. Ya ngak mblo? Tapi tenang aja, sesusah apapun itu asalkan kitanya ada niat it will find the way kok :’)
  3. Sebagai jomblo berkualitas, lo kudu posthink alias positive thinking. Apapun keadaannya you should be positive thinking! Inget ya, what you think, what you are. Apa yang lo pikirin, ya itulah elo. Kalo lo pengen yang baik, ya lo kudu berpikir yang baik baik. So, be positive lah! :)
  4. Banyakin kegiatan mblo! Semakin lo sibuk, semakin kecil kemungkinan waktu lo buat ber-melau galau dengan lagu sendau \m/
  5. Yang terakhir, perbanyak temen! Nah, mumpung lo masih jomblo, ini kesempatan bagus lo buat banyakin temen. Kali aja tuh salah satu dari mereka ada yang ‘klik’ sama lo, jadian deh sama lo, pensiun deh lo dari jabatan jomblo, sembuh lah elo dari “galauisme” *hahhaa apaan lah itu* Yee kaan? :P

Itu aja deh tips dari gue, semoga bisa ngebantu ye mblo  :D
Baiideweii eniiweii basweiii.. yakin aja lah mblo, belahan jiwa kalian itu udah disiapin kok sama Tuhan yang mungkin sekarang masih nyangkut dimanaaaa gitu atau mungkin masih dipinjem temen? *ehh*
Intinya, kalian para jombloers ngak usah galau-galau sendau. Selaaauuu aja mblouuu \m/
Oke, akhir kata  *hashtag* SALAMJOMBLO *nyilangin tangan ala Andovi da Lopez* *whuehehehe* #MODUS *noleh ke arah kamera ala skinny indonesian24*

Oiye, buat yang pengen nambahin, kali aja kalian punya tips selain 5 diatas, monggo corat-coret aja tuh di kotak bawah.  Tingkiu :) *pasang senyum termanis ala Noun Jiya* hehehe

Kamis, Desember 12, 2013

Gombal Itu Perlu!

Iya, perlu. Terkadang gombal emang diperluin lhoh dalam suatu hubungan. Itu tuh hubungan antara lawan jenis yang digadang-gadang katanya cinta sejati. *eeh cieeehh* *uhukk*. Ya ngak sih? kalian-kalian (cewek) pasti seneng dong kalo digombalin, apalagi yang nggombalin mas pacar. #Ahayy Hayoo ngaku aja deh?? muehehe.


Bakal jadi kendala loh kalo semisal ada suatu kondisi dimana si cewek sukanya digombalin sedangkan si cowoknya malah  pakem. Iya, padahal biasanya malah cowok kan yang pinter nggombal. Emm..masalah kecil jadi besar gegara ternyata si cewek pengen digombalin ama cowoknyah, tapi si cowok nggak bisa nggombal. Duh duh.. Dan sebaliknya juga, kalo semisal si cowoknya pinter nggombal, tapi ceweknya pakem, yah sama aja. Ayolaah..kalian para cewek juga harus bisa nggombal! baca: emansipasi wanita *nah loh*


Oke gini yah, kalo semisal kalian dalam situasi ini coba deh kamu (cowok/cewek) ngomong ama pasangan kamu, jujur aja  kalo kamu pengen digombalin. Dan si pasangan juga kudu ngehargain keinginan cowok/ceweknya, yah walopun nggak bisa nggombal, usahalah. Jaman udah canggih mamen, tanya tuh ama “embah gugel” pasti dijawab dengan serentetan gombal-annya. Itu sih masukan aja dari gue, dilakuin monggo, ngak ya ngak masalah. Toh kalian juga yang ngejalanin. :)


Kembali ke personnya masing-masing sih, ada kok tipe orang yang ngak suka digombalin dan ngak suka nggombal, Ada! Tapi kalo situasinya kayak diatas, apa salahnya dicoba buat ngebahagiain pasangan?  Ibarat kue tart, ngak seru kalo ngak pake hiasan. Nah..sama kaya suatu hubungan yang ngak seru kalo ngak pake nggombal. wuahahaaa itu versi gue sih. Soalnya pernah gue denger beberapa temen gue ngeluh kepengen digombalin gegara si pasangan kagak bisa nggombal. *ehh* oke. Ngak maksud. :P


Dan gue sendiri juga ngak munafik, gue seneng kalo digombalin sama pacar sendiri. Inget ya, SAMA PACAR SENDIRI. *capslock error* Beda lhoh rasanya digombalin pacar sendiri sama digombalin orang lain. Apalagi sama pacar orang. *ehh*
Rasanya lebih ‘nyess’ digombalin sama pacar sendiri ketimbang yang lain. *nyess? what is nyess?* *hahhaa you know what lah* Oke lanjut. Apalagi kalo nggombalnya nggak kita duga, wahh bakal melting-melting ngak jelas tuh. Ahhahaakk.


Udah..udah ah jadi curcol kan gue. Oke tak apa asal jangan “carcol” (pacar colongan) *Ups! *Uhukk*. Segitu dulu deh, coretan dari gue. Keburu mo mandik inih -___-  Semoga bermanfaat yak! C U!

Sabtu, November 23, 2013

PENGERTIAN DAN PERBEDAAN TEKNIK, STRATEGI, METODE, PENDEKATAN, DAN MODEL PEMBELAJARAN

1.   Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach).

2.   Strategi pembelajaran
Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke dalam Strategi Pembelajaran. Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun, 2003) mengemukakan empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu:
1.    Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put) dan sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat yang memerlukannya.
2.    Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang paling efektif untuk mencapai sasaran.
3.    Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan dtempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran.
4.    Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran (standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha.
Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah:
1.    Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan profil perilaku dan pribadi peserta didik.
2.    Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang dipandang paling efektif.
3.    Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode dan teknik pembelajaran.
4.    Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau kriteria dan ukuran baku keberhasilan.


Sementara itu, Kemp (Wina Senjaya, 2008) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J. R David, Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran.
Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian pula, yaitu: (1) exposition-discovery learning dan (2) group-individual learning (Rowntree dalam Wina Senjaya, 2008). Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi pembelajaran dapat dibedakan antara strategi pembelajaran induktif dan strategi pembelajaran deduktif. Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk mengimplementasikannya digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu. Dengan kata lain, strategi merupakan “a plan of operation achieving something” sedangkan metode adalah “a way in achieving something” (Wina Senjaya (2008).
3.   Metode pembelajaran
Jadi, metode pembelajaran di sini dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8) debat, (9) simposium, dan sebagainya.

4.   Teknik Pembelajaran
Selanjutnya metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan taktik pembelajaran. Dengan demikian, teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama.

5.   Taktik Pembelajaran
Sementara taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Misalkan, terdapat dua orang sama-sama menggunakan metode ceramah, tetapi mungkin akan sangat berbeda dalam taktik yang digunakannya. Dalam penyajiannya, yang satu cenderung banyak diselingi dengan humor karena memang dia memiliki sense of humor yang tinggi, sementara yang satunya lagi kurang memiliki sense of humor, tetapi lebih banyak menggunakan alat bantu elektronik karena dia memang sangat menguasai bidang itu. Dalam gaya pembelajaran akan tampak keunikan atau kekhasan dari masing-masing guru, sesuai dengan kemampuan, pengalaman dan tipe kepribadian dari guru yang bersangkutan. Dalam taktik ini, pembelajaran akan menjadi sebuah ilmu sekalkigus juga seni (kiat).

6.   Model Pembelajaran
Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang disebut dengan model pembelajaran. Jadi, model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.
Berkenaan dengan model pembelajaran, Bruce Joyce dan Marsha Weil (Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega, 1990) mengetengahkan 4 (empat) kelompok model pembelajaran, yaitu: (1) model interaksi sosial; (2) model pengolahan informasi; (3) model personal-humanistik; dan (4) model modifikasi tingkah laku. Kendati demikian, seringkali penggunaan istilah model pembelajaran tersebut diidentikkan dengan strategi pembelajaran.
Untuk lebih jelasnya, posisi hierarkis dari masing-masing istilah tersebut, kiranya dapat divisualisasikan sebagai berikut:



Di luar istilah-istilah tersebut, dalam proses pembelajaran dikenal juga istilah desain pembelajaran.  Jika strategi pembelajaran lebih berkenaan dengan pola umum dan prosedur umum aktivitas pembelajaran, sedangkan desain pembelajaran lebih menunjuk kepada cara-cara merencanakan suatu sistem lingkungan belajar tertentu setelah ditetapkan strategi pembelajaran tertentu. Jika dianalogikan dengan pembuatan rumah, strategi membicarakan tentang berbagai kemungkinan tipe atau jenis rumah yang hendak dibangun (rumah joglo, rumah gadang, rumah modern, dan sebagainya), masing-masing akan menampilkan kesan dan pesan yang berbeda dan unik. Sedangkan desain adalah menetapkan cetak biru (blue print) rumah yang akan dibangun beserta bahan-bahan yang diperlukan dan urutan-urutan langkah konstruksinya, maupun kriteria penyelesaiannya, mulai dari tahap awal sampai dengan tahap akhir, setelah ditetapkan tipe rumah yang akan dibangun.


Berdasarkan uraian di atas, bahwa untuk dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, seorang guru dituntut dapat memahami dan memliki keterampilan yang memadai dalam mengembangkan berbagai model pembelajaran yang efektif, kreatif dan menyenangkan, sebagaimana diisyaratkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Mencermati upaya reformasi pembelajaran yang sedang dikembangkan di Indonesia, para guru atau calon guru saat ini banyak ditawari dengan aneka pilihan model pembelajaran, yang kadang-kadang untuk kepentingan penelitian (penelitian akademik maupun penelitian tindakan) sangat sulit menermukan sumber-sumber literarturnya. Namun, jika para guru (calon guru) telah dapat memahami konsep atau teori dasar pembelajaran yang merujuk pada proses (beserta konsep dan teori) pembelajaran sebagaimana dikemukakan di atas, maka pada dasarnya guru pun dapat secara kreatif mencobakan dan mengembangkan model pembelajaran tersendiri yang khas, sesuai dengan kondisi nyata di tempat kerja masing-masing, sehingga pada gilirannya akan muncul model-model pembelajaran versi guru yang bersangkutan, yang tentunya semakin memperkaya khazanah model pembelajaran yang telah ada.
==========
Daftar Pustaka:
Abin Syamsuddin Makmun. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosda Karya Remaja.
Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega, 1990. Strategi Belajar Mengajar (Diktat Kuliah). Bandung: FPTK-IKIP Bandung.
Udin S. Winataputra. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.
Wina Senjaya. 2008. Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Beda Strategi, Model, Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran (http://smacepiring.wordpress.com/)
=========

Minggu, Juli 21, 2013

Ini Tentang Seseorang...

Beberapa hari yang lalu aku ditelfon oleh sesorang, yah seseorang yang aku rindu. Ngak tahu ada angin apa tiba-tiba dia nelfon aku. Dia ngingetin buat sahur, aku seneng ternyata feelingku nyambung juga ke dia :') Setelah itu dia texting aku, "met sahur :') semangat yah :') ". "Iya, makasii.." balasku pendek. Lalu dia balas lagi, dia bilang, "Miss u..". "I miss u too.." jawabku tapi cuman dalam hati. hehe. Ngak aku balas sih, tapi seneng ngeliatnya :)

Aku ngak tau aku ini kenapa? And I don't know about my feeling? Sometimes I feel that I really hate him, but sometimes I feel that I really really miss him. He was hurt me. Dia pernah buat aku nyesek. Tapi sampe sekarang I still think about him. Tentang gimana dia, tentang gimana hari-harinya. Apaa siih aku tuh??

Yah..biarlah..biarlah seperti ini.. Kalaupun nantinya kita ditakdirkan bersama, pasti ada jalannya, dan kalaupun ngak, ya mungkin ini takdir aku dan kamu. But biarpun gitu, I would be to thankful for my Rabb. Karena udah ngasih kesempatan buat kenal dia. Aku ngak nyesel, kalaupun dia adalah salah satu orang yang cuman "mampir" sebentar in my life. Teng's God!
Aku ngak tau, is it love? Kalo iya, yaudahlah.. Cinta dalam diam mungkin akan lebih suci dan benar :')

Jumat, Juli 05, 2013

ANTARA KITA

Kasih cobalah engkau resapi yang terjadi kini
Pertengkaran diantara kita semakin sering terjadi
Apakah kita harus akhiri yang kita harap abadi
Namun beda diantara kita semakin jelas terasa

Mungkin kini saatnya untuk kita berdua
Lepaskan semua yang telah kita bina
Namun kuyakin semua pasti ada jawabnya
kuharap kita kita kan bertambah dewasa...





-Abdul and T.C.T-

Senin, Juli 01, 2013

Sejarah Perkembangan Kurikulum di Indonesia


1.KURIKULUM RENCANA PELAJARAN (1947-1968)

a)     KURIKULUM TAHUN 1947 (RENTJANA PELAJARAN 1947)
Kurikulum pertama yang lahir pada masa kemerdekaan memakai istilah leer plan. Dalam bahasa Belanda, artinya rencana pelajaran, lebih popular ketimbang curriculum (bahasa Inggris). Kurikulum  yang dipakai oleh Bangsa Indonesia pada tahun 1947 adalah Rentjana Pelajaran 1947. Bentuknya memuat dua hal pokok, yaitu (1) daftar mata pelajaran dan jam pengajarannya, (2) garis-garis besar pengajaran.
Kurikulum pada tahun ini masih dipengaruhi sistem pendidikan kolonial Belanda dan Jepang, sehingga hanya meneruskan kurikulum yang pernah digunakan sebelumnya oleh Belanda. Rentjana Pelajaran 1947  boleh dikatakan sebagai pengganti sistem pendidikan kolonial Belanda dan kurikulum ini tujuannya tidak menekankan pada pendidikan pikiran, tetapi yang diutamakan adalah pendidikan watak, kesadaran bernegara dan bermasyarakat. Sedangkan materi pelajaran dihubungkan dengan kejadian sehari-hari, perhatian terhadap kesenian dan pendidikan jasmani. Jadi untuk kurikulum SD pun masih dipengaruhi dengan kolonial Belanda. Rencana Pelajaran 1947 baru dilaksanakan sekolah-sekolah pada 1950. Sejumlah kalangan menyebut sejarah perkembangan kurikulum diawali dari Kurikulum 1950. Bentuknya memuat dua hal pokok:
a) Daftar mata pelajaran dan jam pengajarannya
b) Garis-garis besar pengajaran (GBP)


b)     KURIKULUM 1952 RENTJANA PELADJARAN TERURAI 1952
Usaha yang dilakukan oleh Menteri PP dan K (Mr. Soewandi) untuk mengubah sistem pendidikan dan pengajaran sehingga akan lebihs esuai dengan keinginan dan cita-cita bangsa Indonesia. Pembentukan Panitia Penyelidik Pengajaran adalah dalam rangka mengubah sistem pendidikan kolonial ke dalam sistem pendidikan nasional. Sebagai konsekuensi dari perubahan sistem itu, maka kurikulum pada semua tingkat pendidikan mengalami perubahan pula, sehingga yang semula diorientasikan kepada kepentingan kolonial maka kini diubah selaras dengan kebutuhan bangsa yang merdeka. Salah satu hasil panitia tersebut yang menyangkut kurikulum adalah bahwa setiap rencana pelajaran pada setiap tingkat pendidikan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut (Depdikbud, 1979:108):
  1. Pendidikan pikiran harus dikurangi
  2. Isi pelajaran harus dihubungkan terhadap kesenian
  3. Pendidikan watak
  4. Pendidikan jasmani
  5. Kewarganegaraan dan masyarakat
Setelah Undang-Undang Pendidikan dan Pengajaran No. 04 Tahun 1950 dikeluarkan, maka:
  1. Kurikulum pendidikan rendah ditujukan untuk menyiapkan anak memiliki dasar-dasar pengetahuan, kecakapan, dan ketangkasan baik lahir maupun batin, serta mengembangkan bakat dan kesukaannya
  2. Kurikulum pendidikan menengah ditujukan untuk menyiapkan pelajar ke pendidikan tinggi, serta mendidik tenaga-tenaga ahli dalam pelbagai lapangan khusus, sesuai dengan bakat masing-masing dan kebutuhan masyarakat
  3. Kurikulum pendidikan tinggi ditujukan untuk menyiapkan pelajaran agar dapat menjadi pimpinan dalam masyarakat, dan dapat memelihara kemajuan ilmu, dan kemajuan hidup kemasyarakatan.

c)      RENTJANA PELADJARAN 1964
Sesuai dengan Keputusan MPRS No. II/MPRS/1960 telah dirumuskan mengenai manusia sosialis Indonesia sebagai suatu bagian dari sosialisme Indonesia yang menjadi tujuan pembangunan nasional, yakni tata masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila. (Tilaar, 1995:254). Maka, pelaksanaan keputusan tersebiut di sekolah diimplementasikan ke dalam kurikulum yang dapat menjiwai keputusan MPRS tersebut. Melalui Kpeutusan Presiden Republik Indonesia No, 145 Tahun 1965 tentang Nama dan Rumusan Induk Sistem Pendidikan Nasional antara lain dirumuskan mengenai pembinaan manusia Indonesia sebagai berikut.
  1. Manusia Indonesia baru yang berjiwa Pancasila Manipol/USDEK dan sanggup berjuang untuk mencapai cita-cita tersebut
  2. Manpower yang cukup untuk melaksanakan pembangunan
  3. Kepribadian kebudayaan nasional yang luhur
  4. Ilmu dan teknologi yang tinggi
  5. Pergerakan massa aksinya seluruh kekuatan rakyat dalam pembangunan dan revolusi
Sesuai dengan Ketetapan MPRS No. II/MPRS/1960 maka pendidikan berfungsi sebagai berikut.
  1. Pendidikan sebagai Pembina manusia Indonesia baru yang berakhlak tinggi
  2. Pendidikan sebagai produsen tenaga kerja dalam semua bidang dan tingkatan
  3. Pendidikan sebagai lembaga pengembangan kebudayaan nasional
  4. Pendidikan sebagai lembaga pengembangan ilmu pengetahuan teknik dan fisik/mental
  5. Pendidikan sebagai lembaga penggerak seluruh kekuatan rakyat.
Kurikulum 1960 ini erat kaitannya dengan situasi politik di Indonesia pada zaman itu sehingga dirumuskan bahwa “pendidikan sebagai alat revolusi dalam suasana berdikari mengharuskan pembantingan stir dalam segala bidang khususnya bidang pendidikan” (Tilaar, 1995:255). Maka berdasarkan kebijakan pemerintah tersebut, tujuan pendidikan di mulai dari pendidikan dasar hingga perguruan tinggi ialah melahirkan warga negara yang sosialis Indonesia yang susila, bertanggung jawab atas terselenggaranya masyarakat sosialis Indonesia, adil dan makmur, baik spiritual maupun material dan yang berjiwa Pancasila.isi moral pendidikan nasional ilah Pancasila Manipol/USDEK. Kemudian, Penetapan Presiden Republik Indonesia No. 19 Tahun 1965 tentang Pokok-Pokok Sistem Pendidikan Nasional Pancasila menjelaskan sistem pendidikan nasional terdiri atas:
  1. Pendidikan Biasa (Pendidikan Pra-Sekolah, Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah, dan Pendidikan Tinggi)
  2. Pendidikan Khusus
  3. Pendidikan Luar Biasa
Rencana Pendidikan 1964 melahirkan Kurikulum 1964 yang menitik beratkan pada pengembangan daya cipta, rasa, karsa, karya, dan moral, yang kemudian dikenal dengan istilah Pancawardhana (dalam modul PJJ PGSD http://pjjpgsd.dikti.go.id diakses tanggal 8 Januari 2013). Disebut Pancawardhana karena lima kelompok bidang studi, yaitu kelompok perkembangan moral, kecerdasan, emosional/artisitk, keprigelan (keterampilan), dan jasmaniah. Pada saat itu pendidikan dasar lebih menekankan pada pengetahuan dan kegiatan fungsional praktis, yang disesuaikan dengan perkembangan anak.


d)     KURIKULUM 1968
Lahirnya Orde Baru memberikan warna tersendiri dalam sistem pendidikan Indonesia. Sesuai dengan  ketetapan TAP MPRS No. XXVII/MPRS/1966 tentang Agama, Pendidikan, dan Kebudayaan, maka dirumuskan mengenai tujuan pendidikan sebagai bentuk manusia Pancasilais sejati berdasarkan ketentuan-ketentuan sesuai dengan Pembukaan UUD 1945 dan isi UUD 1945. Isi dari kurikulum 1968 ialah mempertinggi mental-moral-budi pekerti dan memperkuat keyakinan beragama, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan, membina/memperkembangkan fisik yang kuat dan sehat.
Kurikulum 1968 merupakan pembaharuan dari Kurikulum 1964, yaitu dilakukannya perubahan struktur kurikulum pendidikan dari Pancawardhana menjadi pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Kurikulum 1968 merupakan perwujudan dari perubahan orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Dari segi tujuan pendidikan, Kurikulum 1968 bertujuan bahwa pendidikan ditekankan pada upaya untuk membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama. Isi pendidikan diarahkan pada kegiatan mempertinggi kecerdasan dan keterampilan, serta mengembangkan fisik yang sehat dan kuat. Kelahiran Kurikulum 1968 bersifat politis: mengganti Rencana Pendidikan 1964 yang dicitrakan sebagai produk Orde Lama. Tujuannya pada pembentukan manusia Pancasila sejati. Kurikulum 1968 menekankan pendekatan organisasi materi pelajaran: kelompok pembinaan Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Jumlah pelajarannya Sembilan.


2. KURIKULUM BERORIENTASI PENCAPAIAN TUJUAN (1975-1994)

a)        KURIKULUM 1975
Pada tahun 1973, GBHN pertama dilaksanakan sebagai Keputusan MPR No. II/MPR/1973. Berdasarkan TAP MPR ini dan juga hasil dari beberapa percobaan dalam bidang pendidikan dan pengajaran maka disusun kurikulum 1975. Untuk pertama kalinya kurikulum ini didasarkan pada tujuan pendidikan yang jelas. Dari tujuan pendidikan tersebut dijabarkan tujuan-tujuan yang ingin dicapai yaitu tujuan instruksional umum, tujuanj instruksional khusus, dan berbagai rincian lainnya sehingga jelas apa yang akan dicapai melalui kurikulum tersebut.
Kurikulum ini memiliki kelemahan di mana diberlakukan sistem sentralistik dan menganggap bahwa para guru di sekolah-sekolah samapai ke daerah-daerah terpencil mengerti dengan sendirinya tujuan kurikulum. Selain itu, setiap usaha pembaruan pendidikan, pemerintah tidak mengikutsertakan guru sejak awal padahal guru sebagai pelaksana pembelajaran di kelas, sehingga bukanlah dipandang sebagai objek tetapi subjek.
Dalam kurikulum ini, satu hal yang menonjol adalah dengan digunakannya sistem instruksional. Dalam tiap mata pelajaran, diberikan tujuan kurikulum, dan di tiap bahasan, diberikan pula tujuan instruksional bagi guru dan siswa apa yang harus dicapai. Jadi dalam pengajaran, sudah ditentukan tujuan-tujuan yang setelah proses belajar, harus dicapai oleh siswa. Hal ini tentu saja membuat bahan ajar tidak bisa berkembang. Proses belajar ditentukan terlebih dahulu oleh pembuat kebijakan tentang output yang ingin dihasilkan. Siswa dan guru akan cenderung lebih pasif dalam proses belajar mengajar. Adapun ciri-ciri lebih lengkap kurikulum ini adalah sebagai berikut:
  1. Berorientasi pada tujuan.
  2. Menganut pendekatan integratif dalam arti bahwa setiap pelajaran memiliki arti dan peranan yang menunjang kepada tercapainya tujuan-tujuan yang lebih integratif.
  3. Menekankan kepada efisiensi dan efektivitas dalam hal daya dan waktu.
  4. Menganut pendekatan sistem instruksional yang dikenal dengan Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Sistem yang senantiasa mengarah kepada tercapainya tujuan yang spesifik, dapat diukur dan dirumuskan dalam bentuk tingkah laku siswa.
  5. Dipengaruhi psikologi tingkah laku dengan menekankan kepada stimulus respon (rangsang-jawab) dan latihan (drill).
Kurikulum tahun 1968 yang telah dilaksanakan di berbagai sekolah ternyata dipandang kurang sesuai lagi dengan kondisi masyarakat mulai tahun 1975 dikembangkan kurikulum baru yang dikenal dengan Kurikulum SD 1975. Kurikulum 1975 dimaksudkan untuk mencapai tujuan pendidikan sekolah yang secara umum mengharapkan lulusannya :
1.    Memiliki sifat-sifat dasar sebagai warga Negara yang baik
2.    Sehat jasmani dan rohani, dan
3.     Memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap dasar yang diperlukan untuk  melanjutkan pelajaran;
4.     Bekerja di masyarakat;
5.     Mengembangkan diri sesuai dengan asas pendidikan hidup
Kurikulum1975 hingga menjelang tahun 1983 dianggap sudah tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan masyarakat dan tuntunan ilmu pengetahuan dan teknologi.


b)        KURIKULUM 1984
Kurikulum 1984 merupakan penyempurnaan dari kurikulum 1975. Dengan masukan yang sangat berarti dari hasil komisi pembaharuan pendidikan pendidikan nasional, begitu pula dengan TAP MPR No. IV/1983, maka lahirlah Kurikulum 1984 dengan ciri-ciri menonjol menjawab tiga pertanyaan pokok sebagai berikut: a) apa yang akan diajarkan? b) Mengapa diajarkan? c) Bagaimana diajarkan?
Materi kurikulum 1984 pada dasarnya tidak banyak berbeda dengan materi kurikulum 1975, yang berbeda adalah organisasi pelaksanaannya sehingga dengan demikian kurikulum 1984 dapat dilaksanakan dengan memanfaatkan bahan-bahan dan buku-buku yang ada. Pendekatan proses belajar-mengajar pada kurikulum sekolah dasar1984 diarahkan guna membentuk keterampilan murid untuk memproses perolehannya. Kurikulum 1984 ini juga memiliki permasalahan yang sama dengan kurikulum-kurikulum sebelumnya yang diberlakukan secara sentralistik sehingga memerlukan penyesuaian-penyesuaian di daerah. Keterbatasan dana pun menjadi alasan klasikal dalam pelkasanaan kuriukulum ini. Salah satu unsur yang mebatasi keberhasilannya antara lain mutu para guru tidak sesuai dengan yang diharapkan. Pendekatan pengajarannya berpusat pada anak didik melalui cara belajar siswa aktif (CBSA). CBSA adalah pendekatan pengajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif terlibat secara fisik, mental, intelektual, dan emosional dengan harapan siswa memperoleh pengalaman belajar secara maksimal, baik dalam ranah kognitif, afektif, maupun psikomotor.
Perbaikan yang dilakukan dalam kurikulum ini adalah adanya CBSA dan sistem spiral. CBSA adalah singkatan dari Cara Belajar Siswa Aktif. Di sini, siswa akan lebih dilibatkan dalam pengembangan proses belajar mengajar. Meski isistem instruksional masih tetap dipertahankan, namun siswa diberi kebebasan untuk mengembangkan cara untuk mencapai tujuan tersebut. Di sini pusat pembelajaran mulai bergeser dari teacher oriented, ke student oriented. Selain itu, ada pula sistem spiral yang tiap jenjang pendidikan mata pelajaran akan berbeda dari segi kedalaman materi. Sehingga demikan, semakin tinggi jenjang pendidikannya, maka materi yang diberikan akan semakin dalam dan detil. Adapun ciri umum kurikulum ini adalah sebagai berikut:
  1. Berorientasi kepada tujuan instruksional.
  2. Pendekatan pengajarannya berpusat pada anak didik melalui cara belajar siswa aktif (CBSA).
  3. Materi pelajaran dikemas dengan nenggunakan pendekatan spiral.
  4. Menanamkan pengertian terlebih dahulu sebelum diberikan latihan.
  5. Menggunakan pendekatan keterampilan proses

c)         KURIKULUM 1994
Menyadari akan kebutuhan pembangunan nasional, demikian pula dengan lahirnya Undang-Undang Pokok Pendidikan Naisonal No. 02 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, maka dirasa perlu menyusun suatu kurikulum baru sebagai penyempurnaan dari Kurikulum 1984. Kurikulum ini dilaksanakan dan diberlakukan mulai tahun 1994/1995 secara bertahap. Dimulai pada tahun 1994/1995 Kurikulum 1994 diberlakukan untuk kelas 1 dan 4 SD, kelas 1 SMP, dan kelas 1 SMA. Dengan demikian di dalam jangka waktu seluruh Kurikulum 1994 itu telah dilaksanakan.
Adapun ciri umum dari kurikulum ini adalah sebagai berikut:
  1. 1.     Sifat kurikulum objective based curriculum
  2. Pembagian tahapan pelajaran di sekolah dengan sistem caturwulan.
  3. Pembelajaran di sekolah lebih menekankan materi pelajaran yang cukup padat (berorientasi kepada materi pelajaran/isi).
  4. Kurikulum 1994 bersifat populis, yaitu yang memberlakukan satu sistem kurikulum untuk semua siswa di seluruh Indonesia.
  5. Dalam pelaksanaan kegiatan, guru menggunakan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan sosial.

d) KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK) 2004
Mulai tahun 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) diterapkan di Indonesia. Sevara singkat dengan KBK ini ditekankan agar siswa yang mengikuti pendidikan di sekolah memiliki kompetensi yang diinginkan. Kompetensi merupakan perpaduan antara pengetahuan, keterampilan, nilai serta sikap yang ditunjukkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak (Mulyasa, E., 2010:37). Sehingga KBK diharapkan dapat mengembangkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap, dan minat siswa agar dapat melakukan sesuatu dalam bentuk keterampilan, tepat, dan berhasil dengan penuh tanggung jawab. KBK mencakup beberpa kompetensi dan seperangkat tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa. Kegiatan pembelajaran pun diarahkan untuk membantu siswa menguasai kompetensi-kompetensi agar tujuan pembelajaran tercapai.
Depdiknas mengemukakan karakteristik KBKialah sebagai berikut.
  1. Menekankan pada ketercapaian komoetensi siswa baik secara individual maupun klasikal
  2. Berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman
  3. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatann dan metode bervariasi
  4. Sumber belajar bukan hanya guru tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsure edukatif
  5. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya poenguasaan atau pencapaian suatu      kompetensi.

e) KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) 2006
Sejak tahun 2001, berdarakan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah telah diberlakukan otonomi daerah bidang pendidikan dan kebudayaan. Visi pokok dari otonomi dalam penyelenggaraan pendidikan bermuara pada uaya pemberdayaan terhadap masyarakat daerah untuk menentukan sendiri  jenis dan muatan kurikulum, proses pembelajaran dan sistem penilaian hasil belajar, guru dan kepala sekolah. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disusun untuk menjalankan amanah yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Muslich, 2009:1)
Otonomi penyelenggaraan pendidikan tersebut pada gilirannya berimplikasi pada perubahan sistem majanemen pendidikan dari pola sentralisasi ke desentralisasi dalam pengelolaan pendidikan (Muhaimin, dkk. 2008:2). Guru memiliki otoritas dalam mengembangkan kurikulum secara bebas dengan memperhatikan karakteristik siswa dan lingkungan di sekolahnya.


f) KURIKULUM 2013
Dalam pemaparannya di Griya Agung Gubernuran Sumatera Selatan (kemdikbud.go.id) , Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Ir. Muhammad Nuh, DEA menegaskan bahwa kurikukulum terbaru 2013 ini lebih ditekankan pada kompetensi dengan pemikiran kompetensi berbasis sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Adapun ciri kurikulum 2013 yang paling mendasar ialah menuntut kemapuan guru dalam berpengetahuan dan mencari tahu pengetahuan sebanyak-banyaknya karena siswa zaman sekarang telah mudah mencari informasi dengan bebas melalui perkembangan teknologi dan informasi. Sedangkan untuk siswa lebih didorong untuk memeiliki tanggung jawab kepada lingkungan, kemampuan interpersonal, antarpersonal, maupun memiliki kemampuan berpikir kritias. Tujuannya adalah terbentuk generasi produktif, kreatif, inovatif, dan afektif. Khusus untuk tingkat SD, pendekatan tematik integrative member kesempatan siswa untuk mengenal dan memahami suatu tema dalam berbagai mata pelajaran. Pelajaran IPA ndan IPS diajarkan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Seperti yang dirilis kemdikbud dalam kemdikbud.go.id ada empat aspek yang harus diberi perhatian khusus dalam rencana implementasi dan keterlaksanaan kurikulum 2013.
  1. Kompetensi guru dalam pemahaman substansi bahan ajar, yang menyangkut metodologi pembelajaran, yang nilainya pada pelaksanaan uji kompetensi guru (UKG) baru mencapai rata-rata 44,46
  2. Kompetensi akademik di mana guru harus menguasai metode penyampaian ilmu pengetahuan kepada siswa.
  3. Kompetensi sosial yang harus dimiliki guru agar tidak bertindak asocial kepada siswa dan teman sejawat lainnya.
  4. Kompetensi manajerial atau kepemimpinan karena guru sebagai seorang yang akan digugu dan ditiru siswa.


Kesiapan guru sangat urgen dalam pelaksanaan kurikulum ini. Kesiapan guru ini akan berdampak pada kegiatan guru dalam mendorong mampu ;ebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan apa yang telah mereka peroleh setelah menerima materi pembelajaran.

Sabtu, Juni 29, 2013

UMAR KHAYYAM



BIOGRAFI:

Adalah Umar Khayyam, seorang yang dikenal sebagai ilmuwan yang mempunyai kemampuan bersyair yang tinggi. Siapakah dia sebenarnya? Nama lengkapnya adalah Ghiyatuddin Abul Fath Umar Ibnu Ibrahim Al Khayyami. Khayyam artinya adalah pembuat kemah. Ia lahir di Naisaphur, ibukota provinsi Khurasan pada sekitar tahun 429 H / 1038 M. Dia dikenal oleh khalayak sebagai orang Persia, sehingga terkenal dengan sebutan "Penyair Persia". Tetapi, nenek moyangnya adalah orang Arab dari suku Khayyami yang bermigrasi (pindah) dan menetap di Persia. Hidupnya al-Khayyam sezaman dengan penguasa Nizham Al Mulk Tusi.
                Al-Khayyam sebenarnya seorang matematikawan (ahli matematika) yang mempunyai bakat syair tinggi. Oleh karenanya, selain menekuni matematika, ia juga membuat syair, yang justru karena syair itulah ia lebih terkenal di Barat sebagai seorang penyair kawakan dari Timur (Persia). Setelah menulis kitabnya dalam bidang matematika dan syair, serta mengarungi kehidupannya, akhirnya ia meninggal di Naishapur sekitar tahun 517 H / 1123 M. Di Naishapur inilah ia dimakamkan, dan banyak orang dari berbagai tempat menziarahi pusaranya.
            Sejak awal, al-Khayyam mengenyam pendidikannya di Naishapur, tanah kelahirannya. Namun, gairah belajarnya tak terbendung hingga ia menuntut ilmu ke beberapa sekolah terkenal di di Bukhara, Balkh, Samarqand, dan Isfahan. Akhirnya, dia tinggal di Naishapur dan Samarqand dalam hampir seluruh usia hidupnya hingga kewafatannya di Naishapur.
Al-Khayyam dikenal sebagai ilmuwan cerdas abad pertengahan. Ia memiliki nama besar di bidang matematika, astronomi, dan sastra. Sehubungan dengan itu, ia mendapat julukan Tent Maker dari para ilmuwan semasanya.
Kecemerlangan nama Umar Khayyam menarik perhatian Sultan Malik Syah. Pada suatu ketika, Sultan menawarkan kedudukan tinggi di istana pada al-Khayyam, namun ditolaknya dengan sopan. Al-Khayyam lebih memilih menekuni dunia ilmu pengetahuan dari pada menjadi pejabat. Akhirnya, al-Khayyam pun diberi fasilitas oleh Sultan. Ia diberi dana yang besar untuk membiayai penelitian khususnya di bidang matematika dan astronomi.

PENEMUAN:
Dalam bukunya, “Risalah fi al-Barshin ‘ala Masa’il al-Jabr wal-Muqabala”, ia memberi klasifikasi persamaan-persamaan menurut derajat dan faktor-faktornya hingga 25 jenis. Sayang, ilmuwan Barat menghubungkan klasifikasi ini pertama kali pada Simon Stevin (1548-1620 M) yang datang belakangan setelah al-Khayyam. Selain itu, sejarawan B. Boyer mengakui pula bahwa Khayyam-lah yang mula-mula memisahkan antara aljabar dengan geometri di dalam kajiannya.
Seperti juga pendahulu-pendahulunya, ia pun menyelesaikan persamaan pangkat dua baik secara aritmetik maupun geometrik. Untuk persamaan pangkat tiga diselesaikan secara geometrik dengan menggunakan perpotongan konik-konik (irisan kerucut). Walaupun metode yang serupa juga digunakan Menaechmus, Archimedes, juga al-Haitham, namun al-Khayyam dipuji karena mampu menggeneralisasikan metodenya tersebut untuk semua persamaan pangkat tiga (yang berakar positif), yang berbentuk . Dari sini, ia menciptakan fenomena absis (x) untuk akar-akarnya, sehingga ada yang menyebut ia-lah sebenarnya peletak dasar geometri analitik, jauh berabad-abad sebelum muncul Rene Descartes (1005- 1060).
Untuk persamaan kubik yang umum, ia menduga bahwa solusi secara aritmetika tidaklah mungkin, sehingga ia hanya memberi penyelesaian secara geometris. Sedang untuk persamaan pangkat lebih tinggi, ia tidak tertarik untuk mengkajinya karena ruang yang kita tempati tidak lebih dari tiga dimensi. Sementara pendahulunya, Abu al-Wafa` telah memberikan penyelesaian geometris untuk beberapa persamaan kuartik (pangkat empat). Dikatakan oleh al-Khayaam: “What is called square-square by algebraists in continuous magnitude is, a theoretical fact. It is does not exist in reality in anyway”.
Walaupun penggunaan irisan kerucut untuk menyelesaikan persamaan kubik telah digunakan oleh Menaechmus, Archimedes, & alhazen (al-Haytham), tetapi al-Kayyam mengambil langkah yang penting dengan menggeneralisasikan metodenya untuk semua persamaan kubik (yang memiliki akar-akar positif).
Berikut ini salah satu halaman dari karya al-Khayyam tentang persamaan kubik.






Persamaan kubik al-Khayyam adalah: x + b x + a = cx , dimana a, b, c, x dipikirkan sebagai panjang beberapa ruas garis. Lukisannya dikerjakan sebagai berikut :
(i)                 Lukis panjang ruas garis AB a^2/b^2, dengan melukis terlebih dahulu z = a^2/b  , baru kemudian AB = az/b
 

(ii)               Ikutilah beberapa langkah berikut.
·         Lukis AC = AB + BC, dengan BC = c
·         Lukis setengah lingkaran dengan AC diameter dan buat garis tegak lurus AC di B yang memotong setengah lingkaran di D.
·         Tandai titik E di BD setengah BE =b.
·         Lewat E buat garis EF sejajar AC.
·         Temukan titik G di BC sedemikian hingga (BG).(ED) = (BE).(AB)


·         Temukan titik H sedemikian hingga terbentuk persegi panjang BGHD
·         Melewati titik H, lukis hiperbol ortogonal dengan asimtot EF dan ED (dapat dilukis titik demi titik) yang memotong setengah lingkaran dddi J.
·         Sejajar dengan DB, tarik garis melalui J yang memotong EF di K dan BC di L.
·         Dapat ditunjukkan bahwa panjang ruas garis BL adalah salah satu akar positif dari persamaan kubik tersebut.

Bukti ditunjukkan sebagai berikut:
(1)    Menurut sifat Hiperbol ortogonal : (Dengan menganggap garis EF = sumbu x dan garis
 BD = sumbu y)
, karena dan maka
sedang , sehingga

(2)    , atau luas EKJN = luas ABEP sehingga
…. (i), .  luas ALKP = luas BLJN

(3)    Pada lingkaran berlaku :  … (ii).
(4)    Dari (i) diperoleh:  dan dari (ii) diperoleh:   sehingga:
    atau

(5)   
Jadi BL adalah sebuah akar dari persamaan kubik:

Perlu dicatat disini bahwa penyelesaian geometris  yang diberikan matematikawan Yunani untuk persamaan kubik, koefisien-koefisien berupa ruas-ruas garis, sedangkan al-Khayyam telah menulisnya sebagai bilangan-bilangan yang spesifik. Ini merupakan kecenderungan matematikawan muslim untuk menghilangkan perbedaan antara aljabar numerik dan aljabar geometris. Artinya bahwa ada kaitan antara aljabar numerik dan aljabar geometris.

Dalam kajiannya tentang persamaan kubik, sebenarnya ia telah memberikan landasan bagi perkembangan geometri analitik, yang dimunculkan kembali oleh Rene Descertes (1596-1650). Dalam mencari penyelesaian persamaan kubik tersebut, al-Khayyam telah memunculkan gagasan absis (x) sebagai titik potong antara lingkaran dengan hiperbol orthogonal, untuk menyelesaikan persamaan kubiknya. (perhatikan lagi soal kubik diatas, x = BL). Dengan demikian, al-Khayyam adalah perintis dan peletak dasar gagasan geometri analitik. Hanya disini al-Khayyam tidak menonjolkan penggunaan sumbu-sumbu koordinat dalam penyelesaian persamaan kubiknya.


PENERAPAN:
Meskipun belum dapat membuat rumus (baku) untuk mencari hasil dari suatu persamaan dua (kuadrat), tiga dan pangkat lebih tinggi, tapi prestasi ini mampu menjadi batu loncatan bagi perkembangan matematika berikutnya terutama Lagrange. Dan setelah mengalami perkembangannya, persamaan kubik ini dapat di simpulkan:

ax3 + bx2 + cx + d = 0
dengan a tidak nol

Ada 3 cara untuk menyelesaikannya, yaitu:
1.      Difaktorkan
2.      Disederhanakan menjadi bentuk persamaan kuadrat
3.      Menggunakan rumus

Contoh:
1.)    Tentukan himpunan penyelesaian dari x3 - x2 - 6x = 0

Jawab :

x3 - x2 - 6x = 0
x(x2 - x - 6) = 0
x(x - 3)(x + 2) = 0
x = 0 atau x = 3 atau x = -2
Jadi himpunan penyelesaiannya adalah {-2, 0, 3}


2.)    Tentukan himpunan penyelesaian dari x3 - x2 - x + 1 = 0
Jawab :
x3 - x2 - x + 1 = 0
x2 (x - 1) - (x - 1)= 0
x2 - 1)(x - 1) = 0
x - 1)(x + 1) ( x - 1) = 0
x = 1 atau x = -1 atau x = 1
Jadi himpunan penyelesaiannya adalah {-1, 1}

3.)    Himpunan penyelesaian dari persamaan x3 - 2x2 - x = 0 adalah
Jawab :
x3 - 2x2 - x = 0
x(x2 - 2x - 1) = 0
x = 0 atau x2 - 2x - 1 = 0
Untuk bentuk x2 - 2x - 1 = 0 bisa kita selesaiakan dengan rumus ABC

Jadi himpunan penyelesaiannya adalah



DAFTAR PUSTAKA:
http://web-matematika.blogspot.com/2011/03/persamaan-kubik.html




-S E K I A N-
“Semoga Bermanfaat !”
 
Jiya's Land Blogger Template by Ipietoon Blogger Template